ltcreno.com – Penggunaan AI terhadap Kemampuan manusia dalam berpikir tentu memliki sisi positif dan negatif juga, dalam berbagai aspek kehidupan, terutama di dunia kerja. Teknologi ini membantu menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan efisien. Namun, penelitian terbaru dari Microsoft dan Carnegie Mellon University menunjukkan bahwa penggunaan AI yang berlebihan dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis seseorang.
“Baca juga : Yamaha DXR15: Speaker Aktif 15 Inch dengan Audio Premium”
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana AI memengaruhi cara pekerja mengelola data dan informasi dalam pekerjaan sehari-hari. Sebanyak 319 pekerja yang sering menggunakan AI dalam tugas mereka ikut serta dalam penelitian ini.
Bagaimana AI Mempengaruhi Cara Berpikir?
Para pekerja yang terlibat dalam penelitian ini diminta untuk melaporkan beberapa hal, seperti:
- Bagaimana mereka menggunakan AI dalam pekerjaan.
- Seberapa besar kepercayaan mereka terhadap jawaban AI.
- Kemampuan mereka mengevaluasi jawaban AI.
- Sejauh mana mereka yakin bisa menyelesaikan tugas tanpa AI.
Hasil penelitian menemukan bahwa pekerja yang sangat percaya pada AI cenderung tidak mengevaluasi hasil yang diberikan. Mereka lebih memilih menggunakan jawaban AI tanpa mencoba menyelesaikan tugas secara mandiri terlebih dahulu.
Pola ini paling sering terjadi pada tugas yang dianggap mudah atau berisiko rendah. Beberapa pekerja bahkan menganggap keputusan mereka untuk langsung menggunakan AI sebagai bagian dari pemikiran kritis karena merasa telah memanfaatkan teknologi dengan maksimal.
Namun, para peneliti memperingatkan bahwa kebiasaan ini berisiko jika terus dilakukan dalam jangka panjang. Ketergantungan pada AI yang terlalu tinggi bisa mengurangi kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah secara mandiri. Akibatnya, keterampilan berpikir kritis mereka bisa melemah.
AI Membatasi Variasi Pemikiran
Penelitian ini juga menemukan bahwa jawaban dari pekerja yang sering menggunakan AI cenderung lebih seragam dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.
Hal ini terjadi karena AI bekerja berdasarkan pola data yang sudah ada, bukan menciptakan sesuatu yang benar-benar baru. AI hanya bisa mengolah informasi yang tersedia dalam basis datanya, sehingga hasilnya sering kali tidak bervariasi.
Para peneliti menyebut kondisi ini sebagai “kemunduran berpikir kritis”. Jika seseorang terlalu bergantung pada AI, mereka bisa kehilangan kemampuan untuk menemukan solusi unik atau berpikir secara mandiri.
AI Bisa Meningkatkan atau Melemahkan Pemikiran Kritis
Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak semua penggunaan AI terhadap kemampuan mengalami penurunan dalam berpikir kritis.
Sebaliknya, pekerja yang meragukan hasil dari AI justru lebih aktif dalam mengevaluasi dan memperbaiki jawaban yang diberikan. Mereka juga lebih percaya diri dalam menyesuaikan hasil AI dengan kebutuhan mereka.
Orang-orang dalam kategori ini tetap mempertahankan pemikiran kritis mereka karena mereka tidak menerima hasil AI begitu saja. Mereka membandingkan jawaban dengan pengetahuan yang mereka miliki dan mencari solusi yang lebih baik.
Kesimpulan: Gunakan AI dengan Bijak
“Baca juga : Agenda Cristiano Ronaldo di Kupang, NTT”
AI memang membantu mempercepat pekerjaan dan meningkatkan efisiensi, tetapi penggunaannya yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kemampuan berpikir kritis.
Semakin sering seseorang mengandalkan AI tanpa mengevaluasi hasilnya, semakin besar kemungkinan kemampuan berpikirnya melemah. Sebaliknya, jika AI digunakan sebagai alat bantu yang tetap dikombinasikan dengan analisis pribadi, seseorang dapat tetap mempertahankan pemikiran kritisnya.
Penting bagi pengguna AI untuk tetap berpikir secara mandiri, mengevaluasi hasil yang diberikan, dan mencari solusi yang lebih baik. Dengan cara ini, AI bisa menjadi alat yang mendukung, bukan menggantikan kemampuan berpikir manusia.
Leave a Reply