ltcreno.com – ASMR Konten yang kini menjadi bagian penting dari lanskap digital, terutama di YouTube, TikTok, hingga Spotify. Banyak orang mengandalkan video ASMR untuk relaksasi, tidur nyenyak, hingga mengatasi stres. Fenomena ini tidak hanya populer di kalangan milenial, tetapi juga merambah berbagai usia, menunjukkan daya tarik yang luas dan beragam.
“Baca juga : Laptop MSI Terbaru Hadir dengan GPU RTX 5060, Ini Deretannya”
ASMR merujuk pada sensasi kesemutan atau getaran lembut di kepala, leher, dan tulang belakang yang dipicu oleh rangsangan suara tertentu. Rangsangan tersebut bisa berupa bisikan pelan, ketukan ringan, atau suara gesekan benda. Efek ini, menurut penelitian dari National Institutes of Health, dapat menurunkan detak jantung serta tekanan darah, yang mendukung relaksasi tubuh dan pikiran.
Salah satu contoh nyata datang dari Preston Watt, kreator konten ASMR yang dikenal di platform digital. Ia memutuskan berhenti dari pekerjaannya untuk fokus membuat video ASMR karena mengalami sendiri manfaat terapeutiknya selama masa pandemi. Preston mengaku video ASMR membantunya tidur lebih nyenyak dan mengurangi kecemasan saat kuliah daring.
Fenomena ASMR: Mengapa Konten Suara Lembut Ini Disukai Banyak Orang?
Menariknya, ASMR juga menjadi sarana menciptakan kedekatan emosional. Banyak penonton merasa video ASMR memberi “kehadiran virtual” yang menenangkan, terutama bagi mereka yang bekerja dari rumah atau mengalami kesepian. Suara dalam video menciptakan ilusi interaksi yang memberi rasa nyaman, seperti ditemani secara emosional.
Namun, ASMR tidak cocok untuk semua orang. Penderita misophonia—kondisi di mana suara tertentu memicu respons negatif seperti stres atau kemarahan—justru bisa merasa terganggu. Meskipun demikian, para ilmuwan sepakat bahwa suara berperan besar dalam memengaruhi kondisi emosi dan fisiologi manusia.
“Baca juga : Lisa BLACKPINK Jual Barang Pribadi, Donasi ke Gaza”
Fenomena menunjukkan bahwa ASMR konten digital bisa lebih dari sekadar hiburan. Ia menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup, memberi rasa tenang, dan menghubungkan emosi lewat medium suara. Ke depan, penelitian lanjutan masih dibutuhkan untuk memahami secara ilmiah bagaimana otak merespons pengalaman ASMR secara menyeluruh.
Leave a Reply