ltcreno.com – Satelit Satria-1 kapasitasnya telah terpakai 70% pada 2025, hal tersebut dilaporkan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo. Satelit ini menjadi tulang punggung penyediaan internet untuk layanan publik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Baca juga : Nico Williams Diincar Barcelona, Yamal Turut Bujuk”
Direktur Utama BAKTI Fadhilah Mathar mengungkapkan fakta ini saat meninjau Puskesmas Camplong, Kupang. “Kapasitas SATRIA-1 sudah terpakai lebih dari 70%,” jelas Fadhilah.
BAKTI kini membangun IP Transit di berbagai daerah terpencil. Pembangunan ini bertujuan mengoptimalkan penggunaan satelit untuk mendukung konektivitas sekolah, puskesmas, pemda, dan kebutuhan keamanan.
Mengingat keterbatasan kapasitas, BAKTI akan memprioritaskan penggunaan satelit untuk layanan penting. Data per 10 Juni 2025 menunjukkan kemajuan signifikan dalam pemerataan akses digital.
Menteri Kominfo Meutya Hafid menerima laporan bahwa 27.858 lokasi layanan publik dan 6.747 desa kini telah mendapat akses internet berkat SATRIA-1. “Kerja keras berbagai pihak menghasilkan capaian ini,” ujar Meutya yang akrab disapa Indah.
Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas, BAKTI bekerja sama dengan Telkomsat memanfaatkan Satelit Merah Putih. Kolaborasi ini meningkatkan kecepatan internet di BTS USO yang dibangun BAKTI di daerah terpencil.
Proyek SATRIA-1 menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Konsorsium PT PSN memenangi lelang proyek senilai Rp8 triliun pada April 2019.
Konsorsium kemudian membentuk PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai pelaksana proyek. SATRIA-1 akhirnya meluncur pada 18 Juni 2023 dari Cape Canaveral menggunakan roket Falcon 9 SpaceX.
Satelit berkapasitas 150 Gbps ini mulai beroperasi penuh enam bulan setelah peluncuran. SATRIA-1 mendukung akses internet di 37.000 titik layanan publik di daerah 3T, terutama untuk kesehatan dan pendidikan.
“Baca juga : Pemilik Kapal JKW dan Iriana yang Kontroversial Terungkap”
Pemanfaatan SATRIA-1 yang mencapai 70% membuktikan satelit ini berhasil menjawab kebutuhan konektivitas digital di daerah terpencil. BAKTI terus berupaya mengoptimalkan infrastruktur ini untuk mendukung transformasi digital nasional.
Leave a Reply